SEARCH

Kamis, 29 Agustus 2013

TRIP MBOLANG MBONEK JOGJA

Ahaayyy…. Ahaaayyy…. Rasanya lama aku tidak menengok laman blog saya ini… hmmm… entah karena terlalu banyak cerita mungkin jadi binggung mana yang ingin saya tulis disini. Kali ini saya kembali ingin berbagi cerita, lagi-lagi soal perjalanan mbolang mbonek saya yang terbaru. 

Tujuan kali ini adalah Kota Jogjakarta. Yup Jogjakarta propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta - Jawa Tengah itu kota yang penuh dengan sarat kebudayaannya yang tradisional. Mulai dari bangunan, penduduknya yang ramah walau tidak kenal, disiplin dengan peraturan lalu lintas, rapi.. pokoknya JOGJAAAA… I’M IN LOVE.. Itulah ungkapan saya terhadap kota Jogja, 

Kenapa Jogja?? Itu sich dikarenakan “ketidaksengajaan” bertemu dengan sahabat kecil lama yang “menghilang” selama kurang lebih 13 tahun sejak kelulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP). “Facebook” Yaa Facebook-lah yang ternyata mempertemukan kita kembali hahaha…. Padahal sudah mencari-cari tapi ga pernah ketemu juga. Dia adalah Dina Fitriana sahabat sewaktu sama-sama bersekolah di SLTP Negeri 14 Surabaya, walaupun tidak pernah sekelas tapi jarak rumah juga tidak terlalu jauh plus 1 bonmen (mobil antar jemput sekolah). Ahh jadi keinget masa-masa kecil dulu, bisa dibilang saya sering nongkrong dirumahnya sehabis maghrib, kadang kita bersepeda malam keliling kampung. Bisa mendekatkan yang jauh, yang dekat bisa menjauh.. itulah Facebook :D rasanya bahagia luar biasa bisa bertemu lagi walaupun di dunia maya tapi paling tidak Kita bisa menjalin komunikasi silahturahmi kembali yang sempat terputus sebelumnya seperti tidak ada harapan/pernah terbayang bisa bertemu kembali. Ternyata keberadaan Dina ini ditemukan di Kota Jogja tepatnya di Bantul. Penasarannn juga bagaimana kota Bantul dan tempat wisatanya, ternyata dekat dengan pusat perbelanjaan yang terkenal di Kota Jogjakarta dimana lagi kalo bukan Malioboro, dekat juga dengan Pantai Parangtritis. Wohohoho makin bersemangat ingin menjelajah kota Jogja.
Saya dan Dina beserta anak semata wayang Keenan
Saya merasa memiliki kesempatan tepatnya liburan lebaran 2013. Dirasa ingin memanfaatkan waktu liburan panjang terbesit niat untuk mengunjunginya bertemu lepas kangen plus mbolang mbonek juga hahahahaha.. saya tekadkan untuk mbonek ke Jogja…. Secara saya belom pernah mbonek ke Jogja. Walau sudah 2x ke Jogja dalam rangka acara yang berbeda. Pertama kali saya ke Jogja itu sewaktu tour perpisahan Sekolah Dasar yang kedua refreshing 1 kampung. Dua-duanya sama-sama memiliki waktu yang terbatas. Ga bisa sepuasnya, Jadi belom bisa dibilang mbonek. Kurang seru lah istilahnya..

Niat keberangkatan saya ke Jogja ternyata disambut oleh sepupu saya Nino si Ndut yang ingin ikut melalang buana ke Jogja. Saya tidak keberatan sama sekali asalkan diijinkan oleh si Induk-nya (Mamanya). Niat saya menjelajah Kota Jogja selama 1 minggu, yang kebetulan saya masih memiliki jatah libur lebaran 1 minggu lagi. Total libur lebaran saya 1 bulan.. weeewww… seandainya 1 bulan dibuat untuk menjelajah kota Jogja sudah tentu sangat puas-puas sekali :D tapi ada daya, si Nino hanya diijinkan bepergian selama 4-5 hari. Tapi gak papalah, 4-5 hari cukup untuk mengisi waktu liburan. Menghilangkan kejenuhan, kepenatan dan yang pasti memanfaatkan waktu libur dengan baik 

Senin, 19 Agustus 2013
Pagi itu pukul 05.30 WIB (Pagi) Saya dan Nino bersiap-siap berangkat ke Terminal Bungurasih Sidoarjo seperti biasa saya selalu memakai Tas Ransel Favorit saya, sedang Nino sudah mempersiapkan segalanya di dalam koper. Seperti acara di TV yang berjudul Ransel vs Koper hahahahaha ada-ada aja yaaa…. Berangkatlah kita menuju Jogja menaiki Bus Eka Cepat (Patas) seharga Rp. 89.000,-. Harga tiket yang sudah kembali normal setelah masa-masa lebaran. Pukul 07.00 pagi tepat Bus Eka Cepat (Patas) berangkat menuju Jogja. Cukup padat rupanya yang akan bepergian ke Jogja mengingat hari itu sudah memasuki hari normal setelah libur lebaran. Fasilitas Bus Eka Cepat (Patas) lumayan bagus, setelah mendapatkan 2 kursi dan membayar tiket perjalanannya kita dapet 1 gelas aqua serta voucher makan siang di RM. Duta Ngawi Jawa Timur yang waktu itu saya memilih Menu Nasi Rawon sedang Nino Nasi Ayam Bakar dengan Minumnya Es Teh. Perjalanan Surabaya - Jogja memakan waktu selama 8 jam. Diperkirakan kita akan sampai di Jogja pukul 03.00 sore. Sebenarnya perjalanannya cukup lancar dan bisa dipastikan kita bisa datang lebih awal yang diperkirakan, akan tetapi sesampai di Karang Anyar Jawa Tengah mengalami kecelakaan yang cukup panjang dikarenakan ada Truk yang mogok sehingga lalu lintas menjadi sedikit terganggu. Akhirnya yaaaa kita sampai di Terminal Giwangan Jogjakarta sekitar pukul 16.30 WIB (Sore). Tapi tak apalah yang penting saya sudah sampai di Jogjaaaaaaa…. Yeyeyeye…. Lalalala… yeyeyeyeyeye

Sekitar 30 menit menunggu jemputan si Dina, sekaligus agak deg-degan membayangkan pertama kali bertemu setelah 13 tahun lamanya kita berpisah… takut kikukkk hahahahha so sweetttttt :D
Dina yang dulu bongsor, rambut panjang lurus, termasuk preman juga di sekolahaan hahaha peace din, sekarang dia tambah lebih besar yaaaa…. Eaaaaaa Tapi hatinya tetep kayak dulu, kalo saya sich masih kecil aja kayak dulu cuman ya ga kecil-kecil banget laahhh hatiku juga masih seperti dulu hahahahaha *ngelesss Eeehhhh tapi emang beneran lohhh…

Sekitar 20 menit dari Terminal Giwangan menuju Bantul tepatnya di Ds. Imogiri tempat tinggal Dina.. cukup jauh bagi saya yang pertama kali datang dengan naek motor belom lagi jalan yang berkelok-kelok naek turun belom lagi sebelah jurang. Yang lumayan bikin jantung dag dig dug hehe… makin sore makin kerasa udara dinginnya.. ternyata saya sadar kita telah ada di tengah bukit pegunungan… wow amazing sekali bagi saya, karena saya sendiri merindukan suasana seperti asri, adem, sejuk, ga banyak polusi.. Saya sudah jenuh, sumpek dengan suasana kota yang makin lama makin sesak. Bising dengan banyaknya suara motor makin sukses bikin polusi.
Ds. Imogiri yang Asri
Sepanjang jalan depan rumah Ds. Imogiri

Hari pertama menginjakkan kaki di Yogya, Bantul dimanfaatkan dengan bersantai aja dirumah, sambil ngobrol ngalur ngidul bernostalgia segala macam dengan cerita yang dulu juga cerita yang sekarang. Menyempatkan keluar disaat malam hari membeli makanan, melihat pertandingan turnamen voli yang diadakan oleh Desa setempat. Tak lupa pula turut pula terjun ke kandang puyuh. Yaa sahabat saya ini ternyata adalah Juragan Telur puyuh. Ada 1.000 burung puyuh di kandangnya.. Hebaattt...

Selasa, 20 Agustus 2013
Pukul 05.00 pagi kumelihat pemandangan dibalik jendela. Ah Indahnya. Membuat saya ingin keluar melihat pemandangan diluar. Alami, sejuk membuat hati jadi ikut merasa damai. Keramahan warga setempat selalu menyapa walau kita tidak saling kenal, membuat saya merasa diterima sekali oleh warga setempat.
Suasana alam pagi hari di Ds. Imogiri - Bantul
Setelah sarapan pagi si Dina mengajak Saya dan Nino untuk berkeliling kota naek motor. Ternyata saya merasakan sensasi yang amazing sewaktu saya harus menaiki motor dengan jalan yang berkelok-kelok naek turun sebelah jurang itu. Awalnya saya merasa ragu dan takut jatuh hehehe… tapi setelah diyakini Dina pasti bisa, alhasil KEREENNNNNN brooooserasa lagi balap motor :D lebih seru ya disaat kita yang pegang kendali motor di jalan yang berkelok-kelok daripada kita yang hanya duduk manis di belakang. Sensasinya sungguh berbeda dari situ saya merasakan ingin sekali lagi merasakan sensasinya naek motor di jalan yang berkelok-kelok wkwkwkwkwkw….

Suasana alam pagi hari di Ds. Imogiri - Bantul bersama Nino
Jalanan Kota Jogjakarta waktu cukup ramai namun tidak terlalu padat. Aman lancar jaya… sampailah tiba di Malioboro.. hohoho…. Ooo ini ta Malioboro yang sekarang???? Setelah berjalan mencari oleh-oleh untuk keluarga dan teman terdekat di Malioboro kita berpindah tempat ke Pasar Bringharjo yang tak jauh dengan Malioboro. Harganya pun sama seperti di Malioboro, pintar-pintarnya kita ngenyang (tawar menawar) tak terasa waktu sudah hampir sore, menyempatkan diri untuk makan siang. Kembali ke Desa Bantul dan menikmati dinginnya malam…



Rabu, 21 Agustus 2013
Rencana perjalanan ingin memandangi keindahan dan sejuknya Pantai Parangtritis berada di Kabupaten Bantul, yang merupakan salah satu ikon Kota Jogjakarta terletak 27 km dari pusat Kota Jogjakarta. Sayangnya saya tidak bisa ditemani oleh sahabat saya Dina, karena harus mengurus hajatan warga. Tapi tidak masalah, saya fine-fine aja ‘dilepas’ walau rada ketar-ketir juga takut ga bisa pulang hahaha.. Saya dan Nino menjelajahi jalanan mengunjungi Pantai Parangtritis naek motor dengan bermodalkan peta buatan yang sebelumnya telah diberi ancer-ancer ama Dina. Nekat Bismillah kita menyusuri perjalanan menuju Pantai Parangtritis awal-awal perjalanan dirasa lancar gak kesasar, saat bertemu papan petunjuk menuju Pantai Parangtritis kita uda mulai merasa kebingungan karena makin masuk perjalanan makin menuju desa dengan hamparan sawah dan pegunungan di sekitarnya.

Tampak warga Desa Parangtritis yg ramah

Tak ingin terlalu jauh terdampar kita bertanya orang-orang sekitar, ternyata kita memang salah jalur hahahahahaha….. tapi hikmaknya selama perjalanan salah jalur itu jadi menemukan objek hamparan sawah dan pegunungan yang cantik banget.. Tak segan-segan kita mengabadikannya terlebih dahulu hehehehe…. *narsise metu :D
Sungguh nuansa Desa yang asri dengan hamparan sawah yang hijau. Keasrian dan keramahan penduduk sekitar jadi menambah Aman dan Nyaman, tentram walau tersesat hahaha…. Jarang saya menemui tempat/aktivitas seperti di Desa Bantul/Desa Parangtritis ini

Hikmah 'kesasar' dapet View Desa yang Asri
Hikmah 'kesasar' dapet View Desa Parangtritis yang Asri

Akhirnya bisa ditemukan juga tempat wisata Pantai Parangtritis setelah hampir terdampar di hamparan Pegunungan dan sawah bisa menjadi. Pintu masuk menuju Pantai Parangtritis ditarif Rp. 8.000/motor 2 orang (1 orang Rp. 4.000)

Di Pantai Parangtritis
Kedua kali ini saya ke Pantai Parangtritis. Namun kali ini dirasa paling special karena proses perjalanan menuju Pantai Parangtritis-nya dan juga karena serasa pantai milik pribadi. Bagaimana tidak, begitu tiba di Pantai Parangtritis tidak banyak pengunjung mengingat hari-hari sekolah/kerja. Jadi berpuas-puaslah di Pantai Parangtritis. Berfoto-foto ria, berlari saat dikejar ombak, bermain pasir, berpanas-panas ria, menemukan ubur-ubur.. pokoknya happy-happy banget walau dilanda terik matahari yang panas luar biasa. 



















Dirasa waktu sudah lama di Pantai Parangtritis Saya dan Nino memutuskan untuk menyudahinya dan melanjutkan perjalanan ke Kota Jogjakarta… lagi-lagi kita mau menjelajahi Kawasan Malioboro. Melanjutkan beli oleh-oleh yang dirasa belum didapat. Perjalanan dari Kawasan Wisata Pantai Parangtritis menuju Kota lancar-lancar walau juga agak kesasar tapi sedikit.. namun disaat kita mau pulang dilanda kebingungan karena lupa jalan pulang hahahahaha…. *tepok jidat

Waktu hampir sudah memasuki jam sore dimana kita merasa jangan sampai kita pulang dengan keadaan waktu sudah gelap. lagi-lagi harus bertanya pada orang perihal jalan, seperti kata Pepatah "Malu bertanya sesat dijalan bukan??" karena kita lupa arah jalan pulang, Alhamdulillah bisa menemukan jalan pulang kembali akhirnya berkat bantuan orang-orang ramah Jogja. Syukur deh bisa sampai kerumah Dina…. Sesampai dirumah menghabiskan sisa waktu dan Menikmati malam yang makin dingin di teras rumah sambil bergenjreng-genjreng ria..

Me vs Keenan
Nino vs Keenan











Me, Nino, Keenan
Me, Dina, Keenan

Kamis, 22 Agustus 2013
Hari ini harusnya hari Santai saja dirumah, sembari menyiapkan tubuh agar tidak terlalu capek dalam perjalanan pulang ke Surabaya. Agenda hari ini ingin beli oleh-oleh makanan khas Jogjakarta siapa lagi klo bukan si Bakpia Patok.. Bakpia Patok plus ingin mengabadikan diri di Bebatuan besar sekitar jalan yang berkelok-kelok yang selalu kita lewati disaat kita keluar dari desa menuju ke Kota. Lagi-lagi tujuan kali ini ke Malioboro lagi.. terhitung sejak hari Selasa – Kamis mengunjungi Malioboro 3 hari berturut-turut hahaha…


Setidaknya para wisatawan betah dan ingin kembali lagi untuk mengunjungi Malioboro karena kekhasannya masyarakat dalam menyambut para wisatawan. Bagaimana tidak disaat Saya dan Nino bertanya perihal tempat pusat oleh-oleh Bakpia Patok, ga segan-segan seorang pengayuh becak dengan baik hati menawarkan jasanya untuk mengantarkan kita berkeliling ke pusat oleh-oleh Bakpia Patok dipatok hanya Rp. 5.000,- saja kemanapun kita mau sekali jalan. Baik dan Ramahnya orang-orang Jogjakarta ini…

Raut wajah riang si Nino yang tlah lama tdk naek Becak

Setelah berpuas-puas belanjo-belanjo di sepanjang Jl. Malioboro dan sekitarnya waktu sudah hampir sore kita memutuskan kembali ke Desa Bantul. Bersemangat disepanjang jalan serasa sudah hafal dengan jalan menuju pulang hehe...

Ada disuatu tempat yang membuat kita tertarik untuk menjadikan objek berfoto-foto ria, yaitu di Bebatuan yang besar tingginya hampir sekitar 7 meter. Di tengah teriknya matahari kita nekat memanjat bukit bebatuan tersebut, entah disana terkenal dengan bukit bebatuan apa. Ternyata tidak hanya ada saya dan Nino saja yang tertarik mengambil objek gambar, ada beberapa orang yang ingin pula mengabadikan bukit bebatuan tersebut.


Jum’at, 23 Agustus 2013
Hari terakhir saya berada di Kota Jogjakarta… ahhh kenapa begitu cepat berlalu ya?? Saya masih pengen menikmati disini, tapi apa daya waktu telah habis dan harus kembali ke kota Asal Surabaya. Surabaya yang sudah penuh sesak, bikin jenuh dengan segala kebisingannya…
Walau selama 5 hari di Kota Jogjakarta saya tidak sempat menjelajahi tempat wisata yang lainnya seperti Kampung Buah, Goa Cerme,dan lain sebagainya. But.. next aku pasti akan datang kembali dengan menjelajahi lebih seru lagi.

Dari perjalanan ini saya bisa menyimpulkan bahwa ‘Saya sangat menikmati semuanya. Masyarakatnya yang hangat, Suasananya yang tentram, Desanya yang asri, Sahabat saya sudah mau direpotkan oleh kehadiran saya, Keponakan Keenan yang memeriahkan suasana dengan segala tingkah yang lucu, menggemaskan walau terkadang mood gampang berubah.. 
Sungguh pengalaman baru yang luar biasa dan aku pasti akan sangat merindukan semuanya. Hikmah yang aku dapat “Sebenarnya Kesederhanaanlah yang bisa membuat kita jadi bersyukur karena sebenarnya kebahagian itu datangnya dari yang sederhana”

Saya seperti tidak rela harus kembali ke Surabaya, tidak ada rasa kangennya gitu hihihi… betah tinggal di Desa Bantul ini, tapi pekerjaan dan keluarga sudah menunggu dirumah, menunggu oleh-oleh maksudnya :D 

Jogja… aku pasti kembali mengunjungimu.. 
Dinaaa…. Semoga kedatanganku tidak merepotkanmu.. *Hug